Jika selama ini destinasi traveling Saya tak lepas dari
Gunung dan Laut, bagaimana jika Saya ajak kalian melipir sedikit ke sebelah
selatan Bandung, mengasingkan diri di tempat sejuk nan romantis.
Situ Cisanti. Ya, dialah danau kedua yang telah berhasil membuat Saya jatuh hati
pada pandangan pertama (Jreng,,ambil gendang langsung nyanyi lagu Arrafiq....),
danau kedua tercantik yang Saya lihat setelah Ranukumbolo. Bahkan bisa Saya
katakan bahwa ini Ranukumbolo-nya Bandung.
Jadi ceritanya Hari Jumat, 24 April 2015, saat itu Saya lagi
menjadi seekor siluman kelabang ngapak, siluman yang tiba-tiba berubah wujud
kalo lagi kesel, kesel banget sama seorang manusia (sebut saja daun kucubung) yang
keseringan bilang TERSERAH, keseringan bilang BEBAS, keringan bilang HAYU-HAYU
AJA, (giliran diajak ke pelaminan aja, tegas banget nolaknya).
Pagi-paginya tuh masih bilang Ayok, lah pas mau pergi ngapa
jadi bilang males?? Kan ngeselin banget ya. Saya udah dandan-dandan kece ala
traveller, eh malah bilangnya males, kesiangan, kejauhan, banyak deh alasannya.
Terus Saya tanya “Alternatif keduanya kemana, lah dia malah balik nanya kalo ga
jadi pergi mau kemana..?? . Sumpah ya
waktu itu keselnya tuh pecah banget, jadi orang ga konsisten banget sihhh!!!! Tutup percakapan, skip. TAMAT. Udahan deh
ceritanya.
EUUUUH SEBLOK JUGA NIH PAKE AER COMBERAN. Cerita Situ Cisanti nya dimana woooyyy kampret..???
Hahahahahaa baiklah jikalau itu yang kakanda minta.
Kamu tahu, amarah tidak selalu membawa petaka, ternyata kali
ini dia membawa kabar gembira, kabar gembira untuk kita semua, kulit rambutan
kini ada rambutnya (Dari duluuuuuu wooyyyy!!!).
Setengah jam kemudian, tiba-tiba dateng tukang ojeg nyamber depan gerbang, gerbang kemerdekaan Indonesia, nyamper pergi (Ni tukang ojeg apaan maen
nyamper-nyamper aja??? #WanitaPunyaSelera #PadahalSenengnyaGaKaruan
#LoncatLoncatSambilGarukGaruk #EhBukanTukangOjegDeh. Tring, siluman kelabang ngapak kembali berubah
menjadi seorang wanita cantik (wanita cantik yang seperti kelabang ngapak).
SKIP. KEMBALI KE JALAN YANG BENAR.
Adalah Situ Cisanti, sebuah danau luas yang merupakan hulu
Sungai terpanjang di Jawa Barat, Citarum nama sungainya. Terletak di Kampung
Pejanten, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, luas danau
yang mencapai 5 hektare ini tentunya
menjadi urat nadi bagi masyarakat Jawa
Barat. Jika Ranukumbolo terletak di Kaki
Gunung Semeru, maka Situ Cisanti terletak di kaki Gunung Wayang yang berada di
ketinggian 1500-3000 mdpl, ketinggian yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan
danau-danau pada umumnya. Sehingga bisa ditebak seperti apa pesona danau ini.
Dari kota Bandung, kamu akan menghabiskan waktu sekitar 2-3
jam untuk sampai ke tempat ini. Dengan jarak tidak kurang dari 60 km, kamu
dapat menjajaki jalur agak memutar melewati Bojongsoang – Baleendah – Ciparay –
Pacet – Kertasari. Namun jika kamu ingin mencoba jalur yang lebih singkat
dengan trek yang jauh lebih sulit dan gak mainstream, kamu dapat melewati jalur
Pangalengan melewati perkebunan teh
Malabar. Ingat, hanya dua jalur itu yang Saya sarankan. Karena pengalaman Saya
ketika berangkat, awalnya kami menggunakan jalur yang pertama, sampai di Pacet,
kami iseng-iseng mencoba trek yang yang GPS bilang lebih singkat, melenceng
dari jalur utama, berbelok ke kanan jalan utama Pacet – Kertasari, menelusuri
jalan yang semakin lama semakin menyempit dengan trek aspal yang kini berganti
menjadi trek batu-batu bercampur tanah
dan genangan air. Licin, becek, dan sempat berberapa kali motor yang Saya dan
partner Saya naiki tergelincir. NOT
RECOMENDEED. Ya meskipun pada akhirnya
kami menemukan jalan percabangan yang menembus ke jalanan mulus Kertasari.
Dua jam kemudian, kami sudah tiba di depan sebuah gerbang temporer
bertuliskan “Selamat Datang di Wana Wisata Situ Cisanti”. Yeay akhirnya sampai
juga.
Gerbang temprer Situ Cisanti
Saya melirik jam, dan ini sudah
pukul 11.30, itu artinya sudah masuk waktu solat jumat. Sementara menunggu
partner Saya jumatan di Mesjid warga yang tak jauh letaknya (sekitar 100 meter)
dari Kawasan Situ, Saya pelan-pelan berjalan menuruni tangga, menelusuri
deretan pohon menembus hutan ecaliptus, lalu tampklah danau indah tepat di
depan mata.
Tangga menuju Situ Cisanti |
Hamparan air bening yang melengkung diantara barisan pepohonan khas pegunungan tampak berkilauan memancarkan cahaya yang berasal dari pantulan sinar matahari. Diatasnya, membentang perkasa si Gunung Wayang, gunung yang disebut-sebut pernah disinggahi Putra Raja Padjajaran, siang ini Si Perkasa agak malu-malu keluar, meski ditutupi kabut, namun samar-samar Ia nampak.
Inilah Danau cantik danaunya para Dewa |
Tanpa berlama-lama, Saya pun lekas merogoh kamera di tas kesayangan Saya, mengambil beberapa foto untuk menyimpan panorama indah ini. Cetrek. Cetrek. Cetrek. dan sedikit demi sedikit memori camera pun penuh, lalu batrenya pun melemah, kemudian mati. #LangsungGelarTahlilan
View Situ Cisanti 1 |
View Situ Cisanti 2 |
View Situ Cisanti 3 |
View Situ Cisanti 4 |
Gimana.... ??? Ga bohong kan..?... Juara kedua se dunia akhirat nih emang Situ Cisanti.
Sepakat ya kita bilang situ ini cantik.
Sekarang mari kita lanjut ke budget. Nah, kalo soal bugdet
kamu gausah khawatir, bisa dibilang budget untuk menikmati Situ secantik ini
adalah sangat terjangkau. Kamu Cuma butuh kendaraan yang ada bensinnya, orang
yang bawa kendaraan, uang masuk 7500/org, dan uang parkir 2 ribu saja untuk
motor, dan 5 ribu kalo kamu bawa mobil. Murah bangeeeet ga tuuhhh?? jika
membandingankan apa yang bisa kita dapat dengan
jumlah uang yang harus kita keluarkan, kalo menurut Saya sih murah
banget, ya itung-itung membantu perawatan dan pemeliharaan fasilitasnya lah.
Terus gimana soal fasilitas? Ada tempat parkir dengan
kapasitas besar dan luas, dua kamar kecil, satu mushola, satu pos jaga, warung,
rumah kayu (sejenis cottage) yang bisa kamu gunakan untuk menginap, dan area
luas di sepanjang bibir danau yang bisa kamu gunakan untuk membangun tenda.
Danau ini juga menyediakan perahu yang sewaktu-waktu bisa kamu tumpangi bersama
si mamang berkeliling danau, sambil ikut membantu membersihkan danau rasanya
pasti begitu mengesankan.
Perahu keliling di Situ Cisanti |
Finally done. Trip yang sudah direncakan sejak 4 bulan lalu,
terhambat kerjaan, bentrok sana-sini, direncanakan lagi, menemui kendala, nyaris
gagal gara-gara kerasukan siluman kelabang ngapak, udah pesimis ga akan kesini
seumur hidup, terus tiba-tiba dateng kesatria berwujud tukang ojeg membawa
kabur, kemudian terdampar sendiri di tinggal jumatan, jajan batagor sendirian
ditemenin tukang mancing di sisi danau, lalu hujan datang, lalu semua bubar,
lalu kesatria datang, lalu kami pulang, lalu Saya menulis cerita ini. Lalu....
Lalu, Saya akan datang lagi. Nantikan Saya di Situ Cisanti
lagi wahai bapak-bapak berbaju loreng penjaga loket karcis. Kelak Saya bakal membawa
armada, membangun tenda, membuat perapian, menggaduh bersama tawa, menggalau
bersama cerita, meniduri tanah bersama tenang, membuka mata bersama indah
mentari pagi di pelupuk mata, bersama indahnya persahabatan dalam secangkir
kopi hangat ala kami. (langsung ambil gitar kemudian bernyanyi #SipilIjoJoJoJoBudakSipilHarejo)
Saya sedang melompat di Situ Cisanti |
Saya sedang berkeliling Situ Cisanti |
Saya sedang memegang payung di Situ Cisanti |
Saya sedang membaca di Situ Cisanti |
Saya bersama Tas dan tongsis Saya di Situ Cisanti |
Saya dan semangkuk batagor di Situ Cisanti |
Saya bersama buku favorit Saya di Situ Cisanti |
Saya bersama kaki bengkak Saya di Situ Cisanti |
Saya bersama pria berwujud tukang ojeg di Situ Cisanti |
T.A.M.A.T
Photo by :
-Wanita kerasukan siluman kelabang ngapak
- Pria berwujud tukang ojek
keren blognya kak
ReplyDeletemampir-mampirlah ke blog ala-ala gue di www.travellingaddict.com
Wahhh kalo yang ini senior gue nih traveling nya udah melanglangbuana gitu kakak,,siap siap.. sudah dikunjungi dan keren parah angin ribut deh blognya. Salam satu tapak dari siluman kelabang ngapak
ReplyDelete