Sesekali melangkah bersama, sesekali membuka bekal, sesekali melempar batu, sesekali membuat pose, sesekali mengerutkan dahi, sesekali mengelap keringat, sesekali meloncat girang, sesekali meneriaki alam, sesekali merangkul kawan, sesekali menyadari betapa tak ada kesia-siaan yang Tuhan buatkan. Sesekali, berterimakasihlah.
-Badriana Nuranita
Minggu, 7 Desember 2014, pukul 07:00. Pagi itu Saya sudah siap-siap
berkemas dengan perlengkapan seadanya. Dari selaawi, sebuah kecamatan
perbatasan utara Garut – Sumedang yang merupakan rumah tinggal saya, Saya
segera merapat menuju rumah teman Saya di Leuwigoong. Ini hari kedua kami
bersama kawan-kawan dari Bandung berkeliling Garut. Saya dan Guntur adalah
teman satu SMA yang sudah hampir setahun
ini sering menghabiskan waktu bersama menjajaki pantai dan gunung di berbagai
tempat.
“Maenya nu jauh-jauh wae, yu ah
sakali-kali ka imah sorangan”(Masa yang jauh-jauh terus, yuk ah sesekali ke rumah sendiri). Salah satu
alasan yang membuat kami menjadikan Garut sebagai tujuan travelling kami kali
ini.
Talaga Bodas, sebuah telaga yang
berada di dataran tinggi timur Garut dengan ketinggian 1512 MDPL. Telaga ini
berjarak tidak lebih dari 23 km dari kota Garut. Dan inilah yang menjadi tujuan
pamungkas AKS Goes to Garut (begitu
nama sekumpulan kami disebut). Guntur, Saya, beserta 13 kawan-kawan dari
Bandung begitu terkesan ingin mencicipi pesona Telaga-nya Garut setelah
sebelumnya Gunung Papandayan, Guntur, Cikuray, Curug Sanghyang Taraje, dan
Kawah Darajat.
Sebenarnya ada beberapa jalur
yang bisa ditempuh untuk sampai ke tempat wisata alam yang berada di kecamatan
Wanaraja tersebut. Berangkat dari Bandung kamu bisa mengambil arah melewati
kota Garut menuju Bunderan Suci, atau jika dari Tasik, akan lebih mudah kamu
mengambil jalur lewat malangbong menuju kecamatan Cibatu, atau jika kamu
seperti kami yang memulai perjalanan dari wilayah utara Garut seperti
leuwigoong, Cibiuk, dan Limbangan, ada jalur pintas yang bisa kamu lewati. Dan
perjalan tersebut akan dibahas melalui cerita ini.
Sekitar pukul 09:00, kami memulai perjalanan. Dari Jalan utama
Leuwigoong, berbelok ke arah jalan yang sejajar dengan rel kereta api, kami berangkat menuju jalur alternatif yang
nantinya akan menembus ke perbatasan Cibatu - Wanaraja. Kurang dari satu jam
perjalanan yang kami tempuh untuk sampai ke jalan perbatasan Cibatu-Wanaraja,
kemudian berbelok ke kiri, kami mulai memasuki kawasan pemukiman khas dataran
tinggi, berada di kecamatan Wanaraja. Beriringan menggunakan sepeda motor, kami
ber-15 memacu kecepatan melewati jalanan mulus beraspal.
Banyak pemandangan indah yang
bisa dinikmati sepanjang perjalanan, tidak berbeda dengan dataran tinggi pada
umumnya, sejauh mata memandang dapat kita nikmati deretan pepohonan khas
tropis, disekitarnya nampak bukit-bukit yang ditumbuhi sayuran-sayuran.
Pukul 10.15, kami tiba di sebuah jalan dengan bibir lembah yang
cukup luas, ada pemandangan cantik yang membuat kami tiba-tiba sepakat untuk
menghentikan langkah. Lalu kami pun berhenti.
Gunung Piramida, demikian
kebanyakan orang menyebutnya, berada di Desa Sadahurip, Kecamatan Pangatikan,
Garut. Terang saja, gunung bernama Sadahurip
ini memang memiliki bentuk yg mirip dengan piramid. Menurut cerita, gunung
tersebut kental dengan beberapa kisah misteri mengenai asal usulnya. Entah lah,
tapi faktanya gunung mungil ini emang cantik. Jika kamu seorang pendaki, pasti
kamu gregetan ingin menjajaki puncaknya yang lancip menjulang. Sayangnya tujuan utama kami sekarang bukan
itu, hanya tersedia setengah jam bagi kami untuk menikmati keindahan panorama
asri pedesaannya, menghirup kesegaran aroma gunungnya, dan tentunya mengabadikan momen ini dalam
kamera.
Gunung Sadahurip yang dikenal Gunung Piramid
selfie adalah keharusan
Masih Kita dengan pose menutupi gunungnya
Para Wanita AKS dengan pose menutupi gunung
Para personil AKS dengan pose menutupi setengahnya gunung
Selanjutnya pukul 10:45, kembali kami memacu kecepatan, kali ini menanjaki
jalanan bolong. Hati-hati bagi pengguna kendaraan, butuh skill ekstra dan
kondisi motor yang prima untuk melewati medan ini. Tapi justru disini seninya, jika
bersama mereka yang satu misi, selelah apapun perjalanan akan ada saja lelucon
berbalut kebersamaan yang membuat perjalanan semakin berkesan. Saking serunya,
tanpa terasa kami sudah mulai melihat sebuah gerbang bertuliskan “Selamat
Datang di Taman Wisata Alam Talaga Bodas”.
Tampak gerbang depan Taman Wisata Alam Talaga Bodas
Pukul 11:00. Yeeeee sampai. Di gerbang ini, kami langsung ditodongi
tiket masuk seharga 7.500 per/org ditambah dengan tarif masuk motor 7.500/kend, karena kami
datang pada hari libur. Jika kamu datang kesini pada hari biasa, kamu hanya
dikenakan tarif masuk 5.000 saja.
Setelah melewati gerbang, kamu
akan disuguhkan dengan deretan jongko yang menjual aneka jajanan, cindera mata,
dan oleh-oleh khas Garut. Selain jajanan yang lengkap, fasilitas umum seperti
toilet dan mushola juga semakin lengkap, apalagi kini sudah dibangun cottage di
sekitar lokasi wisata, sehingga para pengunjung yang ingin berlama-lama tidak
perlu khawatir mencari tempat penginapan.
Tarif karcis masuk ke lokasi ini bisa dilihat di foto diatas.
Selanjutnya kamu akan disuguhi berbagai macam jajanan dan cindera mata khas dataran tinggi
Rasanya kami sudah tidak sabar ingin
melihat Talaga Bodas. Tinggal satu tahap lagi, setelah membayar karcis dan
menyimpan kendaraan, kamu hanya tinggal berjalan kaki tak lebih dari 100 meter
melewati jalanan beraspal mulus namun sedikit menanjak. Berjalan kaki memang
lebih sehat dan lebih menghangatkan suasana kamu dan teman-teman. Karena kendaraan
pribadi tidak diperkenankan melewati jalan ini, maka kamu bisa menggunakan jasa
ojeg setempat yang tersedia.
Palang yang tidak boleh dilewati kendaraan pribadi kecuali ojeg masyarakat setempat
Pukul 11:15. Adalah Talaga Bodas, sebuah cekungan berisi sedimentasi blerang dan lumut yang membentuk telaga berwarna putih dengan kepulan asap dan bau khasnya yang begitu menyengat. Sebentar, sejenak saya mengingat-ingat sepertinya saya pernah melihat tempat ini sebelumnya. Oh ya, itu memang Talaga Bodas, foto Talaga Bodas lebih tepatnya. Saya jadi teringat beberapa tahun lalu saat saya masih kelas 1 SMA, kakak kelas saya pernah memperlihatkan foto-foto saat dia dan teman-temannya berkemah disini. Dia juga menceritakan keseruannya saat menjelajahi hutan Talaga Bodas, mendengar suara babi hutan di malam hari, sampai susahnya mencari tumpangan truk saat akan pergi. Wah pasti seru sekali jika Saya dan teman-teman mengalaminya juga, gumam saya dalam hati.
Melihat hamparan biru talaga
dengan pahatan bebatuan menghiasinya, membuat tangan ini tak sabar untuk
merogoh kamera ponsel yang akhir-akhir ini setia menemani perjalanan saya.
Tanpa berlama-lama, kami langsung mengabadikan berbagai situasi dan momen
menyenangkan bersama alam Garut ini. Membawa
teman adalah pilihan yang cocok untuk menikmati sensasi kebersamaan di telaga
ini, membawa keluarga tak kalah menghangatkan, terlebih bersama kekasih hati,
sepertinya tak ada pilihan yang salah. Karena suasana romantisnya, tak jarang
telaga ini pun dijadikan lokasi pemotretan foto pre-wedding.
Bagi pengagum landscape, Talaga
bodas menjadi pilihan yang tepat. Hamparan air yang seolah berwarna biru dengan
asap yang membumbung tinggi dihiasi hijaunya hutan dan barisan ilalang yang
melekuk membentuk hati. Andai saat itu langitnya secerah biru, tentu akan menghasilkan sebuah jepretan yang
sempurna.
Talaga Bodas with Panorama
Pukul 12:15. Jika bukan karena cuaca yang sedang kurang bersahabat,
mungkin saat ini kami belum segera berkemas. Sesekali melangkah bersama, sesekali
membuka bekal, sesekali melempar batu, sesekali membuat pose, sesekali
mengerutkan dahi, sesekali mengelap keringat, sesekali meloncat girang,
sesekali meneriaki alam, sesekali merangkul kawan, sesekali menyadari betapa
tak ada kesia-siaan yang Tuhan buatkan. Sesekali, berterimakasihlah.
Garut, 7 Desember 2014
Badriana Nuranita
The great team "AKS"
Sepertinya kolam air panasnya udah ga ada. dulu kami berendam di sana :D
ReplyDeleteAha, ini dia si kakak kelas sewaktu SMA,, setelah 7 tahun akhirnya kesana juga a,,
ReplyDeleteohh iya yah kalian berendam d kolam yah dulu. gaada sih kayanya pas liat kemarin tuh.