Sebelumnya,
perkenalkan kami bertujuh adalah Lazy Traveller Team. Yess, Lazy karena katanya
kami traveler, tapi entah kenapa kami terlalu pemalas untuk berjalan kaki
jauh-jauh. Mungkin karena faktor usia, atau mungkin dia lelah.. #mulaingacoooooo.
Jadi
tim ini terbentuk sejak agustus 2012 silam saat perjalanan luar negeri perdana
kita ke Malaysia dan Singapore tempo itu. Untuk perjalanan kali ini, kami
mendapatkan anggota baru (lebih tepatnya anggota keluarga), Teguh yang kini
bersama Wulan (sebut saja tunangannya), Mike bersama piaraannya (Rizwan kalo
tak salah), Ridha yang memboyong adik, pacar, serta calon kakak iparnya (Rafi,
Nizar, Mba Niar), Massa bersama Dhika si rival setianya dalam menaklukan wanita,
Icad bersama Mba tersayangnya (Mba Ian),
dan Saya bersama....?? Emmm,,,anggap saja sendiri. Jadilah kami ber-13.
Buseeetttt
rameee banget kaaan?... Awalnya iya, tapi faktanya engga, karena kini misi kami tak lagi sama, tak seperti
dulu lagi (yaelaaa), sehingga kami terpisah menjadi 3 kelompok. Sialnya saya
bergabung bersama 4 orang dengan ke-absurd-an mereka masing-masing. Suka duka
terpaksa saya telan selama 4 hari bersama mereka.
ini nih personilnya Lazy traveller
(dari kiri belakang: Rizwan, Massa, Ana,Wulan, Teguh, Mba Ian, Dhika, Icad, Mike)
Day-1 : Kembali
Merasakan MRT dan Menjelajahi Berbagai Wahana di Sentosa Island.
Kamis,
29 Januari 2015. Pagi itu, dari Bandung kami langsung merapat menuju Bandara
Husein Sastranegara. Mengambil penerbangan pukul 07.30 wib, satu setengah jam
kemudian kami sudah tiba di Bandara Internasional Singapore, Changi Airport. Di
jam Saya, waktu itu pukul 09.47 waktu setempat. Oh iya, perbedaan waktu di
Singapore adalah 1 jam lebih dulu dari Indonesia. Selanjutnya, traveling selama
di Singapore ini akan saya ceritakan dari waktu ke waktu berdasarkan waktu
setempat.
Tiba di Changi Airport, foto duluuuuu
10:47-11:35.
Setelah satu jam lamanya kami menunggu ini itu dan segala proses cap- men-cap
di Bandara super lux-nya Singapore, kini kami pun tiba di stasiun pemberhentian
MRT (Mass Rapid Transit) yang akan kita tumpangi menuju stasiun Outram
Park. Oh ya, sebelum menumpangi MRT
pastikan kamu sudah memiliki EZ Card, itu adalah tiket masuk kamu ke kawasan
stasiun manapun di Singapore, tinggal letakan kartu di tempat sensor, dan
palang pun otomatis terbuka. Masa berlaku kartu ini pun cukup lama, buktinya
kartu yang saya gunakan ketika kesini dua tahun lalu masih bisa saya gunakan, masih
tersisa banyak saldonya malah. Nah kamu bisa mendapatkan kartu ini dengan harga
$10 SGD atau sekitar Rp 96.000,00 di stasiun-stasiun MRT disana. Kartu ini
dapat diisi ulang dengan pecahan minimum $10 SGD. Sedikit udik mungkin, tapi
yeayyyy kami senang berkunjung lagi ke negara serba teratur ini, menaiki moda
transportasi massa yang aman, bersih, dan tertib pastinya.
12:30.
Dari Outram Park, sebentar saja kemudian kami telah tiba di Chinatown, menyusuri perkampungan China yang ramai
sekali dengan segala cindera mata khas yang mereka jual, begitu memicu hasrat
berbelanja saya, tapi untungnya saya segera teralihkan karena ternyata kami
sudah sampai di hostel yang telah kami booking via online. 5 Foot Way, hostel mungil ini berada di 63
Pagoda Street, Chinatown. Jika dirupiahkan, biaya sewa hotel ini permalam
sekitar Rp 300.000,00/org dengan jumlah kasur 6 buah untuk tiap kamarnya. Untuk
ukuran traveler pemalas seperti kami, ini adalah hostel yang pas, cukup
strategis, jarak jalan kaki tidak jauh, tersedia wifi, dan tersedia sarapan dan
minuman gratis, SEPUASNYA.
Chinatown
This is 5 Foot Way.Inn
14:00.
Tujuan kami di hari pertama perjalanan ini
masih sama, yakni Sentosa Island. Dari Chinatown kami hanya perlu
menggunakan MRT lalu turun di Sentosa, membeli tiket masuk wahana-wahana yang
ingin kami kunjungi seperti Universal Studio, Sea Aquarium, Trick Eye, Imagine
of Singapore, Maddame Tussaud, Casino, dan banyak lagi. Harga tiket masuk untuk tiap wahana
berbeda-beda, untuk lebih detailnya Saya tak ingat, tapi yang pasti selain
Universal Studio yang mencapai sekitar $75 SGD, masing-masing wahana lainnya
dapat kamu kunjungi dengan sekitar $30 SGD.
Pertama-tama,
seperti kebanyakan orang, kami pun menyempatkan diri berfoto bersama di depan
tulisan raksasa Universal Studio Singapore dengan penampakan bola dunia di
tengahnya. Oh ya, Ridha Cs tidak pergi bersama kami, karena jadwal penerbangan
dari bandungnya berbeda. Lalu, teguh Cs pun kini tidak bersama kami, karena dia
lebih memilih berjalan-jalan berdua dengan pacarnya (huh bikin envy). Tinggalah
kami ber-7.
Biar kekinian kaya orang-orang
14:20.
Kami memulai petualangan kami dengan mengunjungi Trick Eye. Wahana ini
menyajikan berbagai benda dan lukisan pengecoh mata. Sebuah lukisan yang jika
kamu berfoto dengannya kamu akan seperti masuk menjadi bagian dari lukisan itu,
atau sebaliknya, ketika kamu mengambil foto, lukisan itu akan tampak
seolah-olah nyata sepertimu. Hendak dimakan hiu, berdansa bersama pangeran
pujaanmu, terbang bersepeda dan memiliki
sayap, menjadi tahanan di penjara, dipenggal dan kepalamu menjadi santapan para
raksasa, menjadi balerina, menjadi perenang, menjadi pemain sirkus, menjadi
seekor panda, bermain bersama lumba-lumba, berjalan diatas tali, dan masih
bayak lagi tipun-tipuan mata yang bisa kamu pamerkan kepada teman-temanmu saat
pulang dari sini. Satu jam tak cukup sebenarnya. Tapi msih ada 3 wahana yang
harus kami kunjungi sebelum pukul 18.00, jam tutup dari kebanyak wahana yang
ada.
15:20.
Image of Singapore, menjadi wahana yang kami pilih. Wahana ini memberikan
pengetahuan sejarah mengenai asal usul Singapore yang dibalut dengan
pertunjukan teatrikal dan dramatis dari para pemainnya. Oleh para pendongeng, Kami
diajak untuk larut pada perkembangan sejarah Singapore dari masa ke masa. Kami
berjalan mengikuti mereka para pendongeng, dengan peran yang mereka kisahkan
layaknya pelaku sejarah dimasa itu. Ada 4 peradaban yang dilalui, masa pendudukan
China, India, Kolonial Inggris, dan Melayu tentunya. Jujur, saya rasanya menyesal menghabiskan $30
SGD saya ke wahana ini, kalo sejarah sih rasanya baca di buku atau buka
internet saja sudah cukup, gausah cape-cape jalan jauh dan ngabisin uang
(mengingat keuangan Saya begitu miris), dan lagi kemampuan bahasa inggris saya
yang selalu beginner dan tak kunjung expert membuat saya tidak terlalu
berselera menyimak dongeng mereka. HAHAHAHAHAHAAA zonk banget.
nb: tidak ada foto pada sesi ini, karena semua pengunjung tidak diperbolehkan untuk mendokumentasikan arena ini dalam bentuk foto ( Ga ngaruh tuh, gaada yang harus didokumentasikan juga sih ngakakakkkk)
nb: tidak ada foto pada sesi ini, karena semua pengunjung tidak diperbolehkan untuk mendokumentasikan arena ini dalam bentuk foto ( Ga ngaruh tuh, gaada yang harus didokumentasikan juga sih ngakakakkkk)
16:15.
Lupakan semua pelajaran sejarah gak penting itu, mari kita kembalikan ke jalur yang benar.
Maddame Tussaud, kali ini Saya berani menjamin kalo ini takan mengecewakan. Yeay
dan benar, Soekarno menjadi opening perjalanan saya menemui orang-orang luar
biasa yang mendunia. Patung-patung yang ada disini itu bukan sembarang patung
seperti yang kita liat kebanyakan, patung ini dibuat dari lilin dengan
kemiripan tinggi badan, tekstur dan warna kulit, bentuk muka, pembawaan, jumlah
rambut, jumlah gigi, sampe makanan apa yang nyempil di gigi, pokonya 99% mirip
deh.
Dimulai dari tokoh-tokoh negarawan dunia, selanjutnya jika kamu kesini maka kamu akan bertemu dengan orang-orang luar biasa lainnya dari berbagai bidang, mulai dari presiden, politikus, pemuka agama, budayawan, aktis dan aktor hollywood sampai bollywood, atlet bulu tangkis, basket, pemain bola, tinju, aktor laga, penyanyi, musisi, pianis, sutradara, banyak lagi deh yang jelas. Selain itu, disini juga terdapat galeri yang memperlihatkan proses pembuatan patung-patung lilin lho, bahkan kamu bisa belajar membuat bentuk tangan atau muka kamu sendiri menggunakan lilin. But it’s not free, sehingga kami memutuskan untuk melewatkan saja bagian itu. Tak masalah, yang jelas Saya berhasil berfoto bersama Presiden Saya, menggalau bersama Andy Lau, berkungfu bersama Jackie Chan, memeluk Syahrukhan, bernyanyi bersama Katy Perry dan Michael Jackson, menjadi bintang tamunya Operah Winfrey, itu lumayan cukup ko. Bahahahaaaa kurang deh, tak ada Avril Lavigne.
Dimulai dari tokoh-tokoh negarawan dunia, selanjutnya jika kamu kesini maka kamu akan bertemu dengan orang-orang luar biasa lainnya dari berbagai bidang, mulai dari presiden, politikus, pemuka agama, budayawan, aktis dan aktor hollywood sampai bollywood, atlet bulu tangkis, basket, pemain bola, tinju, aktor laga, penyanyi, musisi, pianis, sutradara, banyak lagi deh yang jelas. Selain itu, disini juga terdapat galeri yang memperlihatkan proses pembuatan patung-patung lilin lho, bahkan kamu bisa belajar membuat bentuk tangan atau muka kamu sendiri menggunakan lilin. But it’s not free, sehingga kami memutuskan untuk melewatkan saja bagian itu. Tak masalah, yang jelas Saya berhasil berfoto bersama Presiden Saya, menggalau bersama Andy Lau, berkungfu bersama Jackie Chan, memeluk Syahrukhan, bernyanyi bersama Katy Perry dan Michael Jackson, menjadi bintang tamunya Operah Winfrey, itu lumayan cukup ko. Bahahahaaaa kurang deh, tak ada Avril Lavigne.
Bersama Ir. Soekarno
Bersama Ratu Elizabeth
Bersama Nelson Mandela
Bersama Barrack Obama
Bersama Michael Jackson
Bersama Katy Perry
Bersama Amita Bacan
Bersama Andy Lau
Operah Winfrey
bersama Jackie Chan
Kalo ini maen piano asli
17.10.
Sebuah aquarium raksasa membentuk pemandangan bawah laut dengan berbagai macam
spesies hewan laut yang menghuninya, namanya Sea Aquarium. Sea Aquarium ini
menurut suatu situs online (travel.detik.com) merupakan aquarium terbesar di
dunia dengan berbagai aneka ikan laut yang beraneka sekali ukuran dan warnanya.
Tercatat ada 100.000 ikan dari 800 spesies hewan laut yang ada di dunia.
Dan
memang demikian adanya, aquarium ini sungguh menyimpan ratusan ribu ikan di
dalamnya, dari mulai yang sering saya jumpai, sampai yang baru saya lihat, dari
mulai spesies tak terlihat, sampai yang keliatan segede gajah, semuanya lengkap
disini. Ah saking banyaknya spesies yang ada, saya sampai tidak bisa mengingat
satu-satu nama hewannya apa saja, hal pasti yang saya ingat adalah mereka
pandai berenang (yaelahh kalo gabisa berenang ngapain dia dimariiiiii dah).
Dua
jam lebih kami berkeliling mengitari aquarium ini, tapi setiap belokan masih saja
kami temui aquarium lainnya. Akhirnya kami menyerah, laperrrrrrr dan pegel kaki
meeeen.. Yessss, tulisan exit itu bak pintu surga bagi kita, dan pukul 19:15
akhirnya kita resmi keluar dari Sentosa Island.
Penampakan Santosa Island menjelang malam
Sebetulnya
ada satu tiket lagi yang belum sempat kita pakai, tadinya kita akan mengunjungi
1 wahana lagi, 4D adventure land. Hanya saja waktu dan kesempatan berkata lain,
jadi tiket itu hangus, terbuang percuma, dan kita tak menyesal. Karena
sebenarnya yang kita inginkan adalah makaaaaaaaaan, makan yang murah dan halal
tentunya.
20:00.
Hostel. Time to sleep, tapi bohong. Sesampainya di hostel, kami berlima (Massa,
Dhika, Icad, Mba Ian, dan Saya) lekas menghampiri kamar no 14 yang akan kami
tempati 3 malam kedepan. Setibanya di hostel, saya segera menuju kamar mandi
untuk membersihkan badan dan mengganti pakaian super lengket oleh keringat.
22:00.
Bukannya tujuan utama kami pulang tadi karena lapar yah, Okee let’s go... Lalu
kami mulai kelayapan kembali mencari sesuap nasi. Nampaknya kami sudah lelah,
jadi kami putuskan untuk membeli makanan di daerah Chinatown saja, tak lama
berselang kami pun masuk ke Mcd Donal (Di Bandung aja banyaakk kaleeeee).
Setibanya
di hostel, kami segera menghampiri kantin, bukan kantin sih, dapur mungkin,
atau lebih tepat disebut balkon sih karena memang dapurnya di balkon. Saya
segera menyantap 4 potong spicy wings dan kentang yang dibungkus dari Mcd
Chinatown tadi, tak ada nasi (ini bukan di Indonesia). Nyaaaammmm terasa nikmat
sekaliiiiii.
Oh
ya, untuk hari-hari selanjutnya nampaknya ini akan menjadi formasi tetap kami, karena Teguh, Mike beserta piaraan mereka
malam ini akan segera lepas landas menuju Malaysia, maklum lah mereka membawa
pasangan yang berkeinginan keras menginjakan kakinya di dua negara sekaligus.
Belum pun bermalam disini, sudah harus pergi lagi ke Malysia menggunakan kereta
semalaman suntuk, kemudian besoknya balik lagi kesini menggunakan kereta selama
12 jam. Selamat bekerja keras kawan. Kami tidur duluan ya, bersama Albert.
Albert
adalah traveller asal Rusia yang menghuni kamar yang sama dengan kami. Dia
tidak fasih berbahasa Inggris, sama seperti Saya, mungkin kalo diajak bahasa
Sunda, dia lebih mengerti (Lu pikirrrrrrrr). Kami akan bersama malam ini saja,
karena besok dia akan melanjutkan travelingnya ke Bali. Baliiiiiiii, dia tahu Indonesia,
dia tahu kecantikan negara kami. Senang sekali rasanya. Selamat beristirahat Albert.