Dear AKS Team :
Guys, ini napak tilas tahun ke-3 kita di 26 Desember tahun ini, setelah sebelumnya AKS Part 1 (Ayok ke Semeru) di 26 Des 2013, lalu AKS Part 2 (Ayok ke Sumbing Sindoro) di 26 Des 2014, dan kali ini alhamdulillah masih nemu gunung yang berawalan S, sebab jika tidak, maka team ini otomatis bubar. Gunung Slamet, meluncur kitaaaaaaa....
Gunung Cikuray di awal pos 0 sampai pos 4, Gunung Pangrango di pos 5 sampai pos 7, Gunung merbabu di pos 7-9, Gunung Ciremai dan semi Semeru di track menuju puncaknya. Sebuah akulturasi track yang sangat mempesona bukan. Singkatnya, gunung ini semacam adik kesayangannya Semeru. Sial, salah ekspektasi, mana udah lama ga naik gunung lagi. FIX oleng.
Tapi semua keterjalan track yang dilalui menjadi tidak begitu berarti (walupun angger cape) kalo bareng2 team solid yang kelebihan kadar sengkleknya walaupun terkadang penuh drama dan kelebay-an yang membuat muak.
Alhamdulillah genk misi kita ke Slamet slamat sampai tujuan ya. Selamat ulang tahun team, terimakasih sudah mengkayakan mata dan hatiku bersama alam dan kalian.
Nah for reader, jadi gini ceritanya:
Kamis, 24 Desember 2015
Pukul 17.00 kami ber-12 janjian di Terminal Cicaheum Bandung, menggunakan bis ekonomi via Bandung - Purwokerto, kebetulan akhir taun ini long week end natal dan apa ya lupa, jadi pokonya kami desek-desekan di Bis sambil manggul-manggul keril sampe gempor paha.
Pagi hari di Terminal Purwokerto sebelum menuju Pos Bambangan |
Perkenalkan dulu anggota tim hore kami (dari kanan ke kiri, dari depan ke belakang):
1. Febi, porter merangkap fotografer.
2. Mas Hendro, fotografer merangkap penasihat umum.
3. Yoga, ketua team merangkap porter merangkap seksi logistik merangkap bendahara merangkap tukang suruh merangkap penjaga wanita.
4. Mas Abul, porter merangkap penasihat rohani.
5. Saya (Sebut saja Nita, atau Ana, atau Turub Panci), ketua tim Operasi Golok atau Golok Opertion atau disingkat GO atau nama lainnya tukang boker di gunung.
6. Tami, hijaber kece paling hits se- instagram yang hobinya makan dan galau nangis-nangisin mantannya, tapi kalo udah ngomongin gunung, beuh setrong deh dia.
7. Uchi, hijaber paling sadar, lembut, dan subhanalloh banget.
8. Teh Nina, ibu kita semua yang menu masakannya selalu menjadi energi buat kita kalo lagi di gunung meski terkadang bawel nya ga karuan.
9. Ichad, penyusup baru tim AKS, pernah dua kali gabung bareng ndaki trus jadinya nagih minta diajakin lagi.
10. Ucup, sulit dideskripsikan. Ada dia kondisi mental tim ancur total, gaada dia dunia kita mati kaya di kuburan.
11. Ojan, sang PORTER sejati tak tertandingi yang pelit ngomong (tau-tau boker di celana).
12. Mas Bison, dari namanya saja sudah ketebak kalo Mas-mas satu ini bisa dibilang Rajanya Ndaki.
Jumat, 25 Desember 2015
Sekitar pukul 10.00 kami sudah tiba di posko pendakian Bambangan, titik awal bagi semua pendaki untuk memulai tracking ke Gunung Slamet. Sementara yang lain sibuk repacking, Saya dan Teh nina pun ga kalah sibuk. Ya, sibuk nyari WC umum karena kita super kebelet boker. Satu jam kemudian, barulah kita berfoto disini dan mulai berjalan.#jadidaritadingesot??
Full Team di Pos Bambangan |
Perjalanan dari Pos 0 menuju Pos 1 ditempuh dengan waktu sekitar 2 jam. Tracknya panjang memang, tapi masih nanjak-nanjak standar pegunungan lah, melewati perkebunan warga, pohon-pohon yang seperti pinus tapi entah apa namanya, ilalang dan rerumputan macam di Pos 1 pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu. Oh ya, di Pos 1 gunung ini ternyata ada mendoan juga, gunung kedua setelah Lawu yang Saya temui mendoan dan pisang goreng hangat dan nutrisari.
track panjang menuju Pos I |
Pos I Pondok Gembirung |
Menuju ke Pos 2, tak ada lagi tanjangan standar, yang ada adalah nanjak teruuuuss tanpa ampun dengan view hutan dan track panjang. Tanpa bermaksud membanding-mandingkan tipe jalur pendakian gunung satu dan gunung lainnya, tapi nyatanya track ini emang mirip track Gunung Cikuray banget, dagu ketemu lutut, lutut ketemu kepala, kepala ketemu pundak lutut kaki lutut kaki. #kemudiannyanyibersama
Sepatu hijauku sedikit lelah dan butuh sandaran |
Sekitar pukul 14.30, dari Pos 2 kami lanjut menuju Pos 3. Yang namanya rejeki mah ga akan kemana emang, alhamdulillah nanjak terus tanpa sepersenpun bonus, track tanah dan akar-akar, lalu view disekitar jalur adalah hutan, sampai kami ber-12 akhirnya mulai terpisah-pisah. Ada kloter cepat yakni para porter yang hobinya bawa tenda, kloter nyicil yang hobinya nyicil jalan, dan kloter enjoy yang sudah barang pasti hobinya foto-foto sambil menikmati pemandangan sekitar. Kloter manakah Saya? Bukan yang pertama pastinya.
Sekitar pukul 15.30, menuju Pos 4, kami berjalan berpencar, pokoknya ikutin yang paling depan, syukur-syukur nemu tempat nge-camp di Pos 5. Tracknya masih dengan view hutan belantara dengan tanjakan yang semakin terjal dan tanpa bonus.
Viev menuju Pos 4 |
foto dulu cuy |
Menuju Pos 5, tak terasa petang mulai datang. Sekitar 1 jam perjalanan dari Pos sebelumnya, eh udah mau magrib aja ini. Sementara kami masih berpencar dan belum menemukan satu tempat pun untuk pasang tenda. Long week end akhir taun ini memang super sekali membuat gunung menjadi sesak dan penuh oleh para pendaki dan segala sampah yang mereka bawa, termasuk kami.
kondisi Pos 5 yang sudah penuh dengan tenda |
Namun sore itu, keberuntungan sedang berpihak pada Saya. Di Pos 5, akhirnya Saya dan Icad secara tak sengaja bertemu dengan beberapa para petangguh kami, Febi dan Ucup. Setelah menjajaki Pos 5 dan ternyata tidak menemukan spot nge-camp, akhirnya kami ber-4 memutuskan untuk bersama-sama lanjut ke Pos 6, sambil sesekali berteriak-teriak memanggil 2 petangguh yang sudah duluan meninggalkan anggota yang lain untuk mencari spot nge-camp. Dan sisanya? yang jelas ada di belakang kami, dan enjoy, dan mereka pasti baik-baik saja, dan kami pasti bertemu.
Tiba di Pos 6, terang sudah pudar, berganti gelap pertanda malam datang. Ojaaaaaaannnnn....!!!! Mas Abuuuuuuulll....!!!! WHERE ARE YOU..??? DIMANA KALIAN...??? KAMARANA WAE SATEEEHHH...???
OMAIGAD Saya lelah, dia lelah, mereka lelah, dan kamu pasti lelah juga bacanya kan?
Dari Pos 6 menuju Pos 7, waktu itu sudah masuk Isya, dan kami masih berjalan, dan mereka pasti masih berjalan, dan kami masih saling mencari. Antara lelah, lapar dan mau nyerah, bercampur aduk dengan keyakinan kalo diatas sana Ojan dan Mas Abul pasti sudah nyiapin tempat camp buat kami semua.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata eh ternyata sekitar pukul 19.30 kami bertemu dengan seonggok mahkluk berjubahkan jas ujan dengan tenda menjulang gagah di sebelahnya. "Mas Abuuuuuuuul... alhamdulillah ketemu juga. Tuhkan bener, tendanya udah jadiiii, Yuk kita masuukkk tenda". // "Tenda..? Tenda yang mana Nit? tenda kita masih di keril, Ojan masih nanjak lagi nyari spot tenda buat kita"// Gubrakk #kemudianpingsan.
Oh ya, kabar gembira lagi bahwa kami ketemu Yoga (Salah satu yang masuk pasukan santey sekaligus pelindung wanita) juga disini, pas Mas Abul, Icad, Ucup, Febi dan Saya lagi meratapi nasib sambil makan cokelat lupa lagi merknya . Yoga sekonyong-konyong dateng dari bawah nyusul sendiri. Akkkk bahagia nya, eh tapi, mana yang lain?? Teh Nina, Tami, Uchi, Mas Hendro, Mas Bison ...???
Ternyata mereka menemukan lapak pas-pas-an di Pos 5, lalu nge-camp disana. Yoga turun kembali bergabung ke Pos 5, lalu kami ber-6 memutuskan untuk menyusul Ojan mencari lapak.
Sial, pukul 20.00 kita masih nanjak di seputaran track menuju Pos 8 yang kalo Saya bilang sih ini mirip track Merbabu via Selo yang pas menuju Sabana 1 nya itu lho. Hemmm sudah tak mampu dideskripsikan lagi. Saking susahnya nemu lapak, kami sempat numpang beristirahat di tenda pendaki lain dong, beruntung Si Mas nya Super baik dan mau menampung kita. Sementara beberapa beristirahat di tenda, dan beberapa lagi masih cek spot lapak menuju Pos 9, dari halaman tenda orang lain, Saya menikmati dingin bersama malam dan Sang Purnama.
View malam dari Pos 8 Gunung Slamet |
Butuh perjuangan yang keras untuk mencapai suatu tujuan. Sekitar Pukul 21.00 kami sudah bisa mendirikan tenda. Maksudnya Ojan, Mas Abul, Febi, Ucup dan Icad yang mendirikan tenda, Saya tidak. Di perbatasan Pos 8 dan 9, tempatnya agak miring dipinggir pohon di bibir tebing, namun lumayan lapang. Disini dibangun lah sepasang tenda ditemani nyala Sang Rembulan.
Selamat tidur teman-teman semuanya. Akkkk Teh Nin, Tami, Uchiiiii...aku tanpa kalian menjadi sangat lapar, tak ada teman gali lubang, dan tak ada teman saling tempel koyo cabe.
Penampakan tenda perosotan kami di pinggir tebing |
to be continue...
No comments:
Post a Comment
Silahkan komen di bawah ya :)