Tuesday, February 10, 2015

Singapore Trip Part II (Episode 1)

Sebelumnya, perkenalkan kami bertujuh adalah Lazy Traveller Team. Yess, Lazy karena katanya kami traveler, tapi entah kenapa kami terlalu pemalas untuk berjalan kaki jauh-jauh. Mungkin karena faktor usia, atau mungkin dia lelah.. #mulaingacoooooo.




Jadi tim ini terbentuk sejak agustus 2012 silam saat perjalanan luar negeri perdana kita ke Malaysia dan Singapore tempo itu. Untuk perjalanan kali ini, kami mendapatkan anggota baru (lebih tepatnya anggota keluarga), Teguh yang kini bersama Wulan (sebut saja tunangannya), Mike bersama piaraannya (Rizwan kalo tak salah), Ridha yang memboyong adik, pacar, serta calon kakak iparnya (Rafi, Nizar, Mba Niar), Massa bersama Dhika si rival setianya dalam menaklukan wanita, Icad  bersama Mba tersayangnya (Mba Ian), dan Saya bersama....?? Emmm,,,anggap saja sendiri.  Jadilah kami ber-13.

Buseeetttt rameee banget kaaan?... Awalnya iya, tapi faktanya engga, karena  kini misi kami tak lagi sama, tak seperti dulu lagi (yaelaaa), sehingga kami terpisah menjadi 3 kelompok. Sialnya saya bergabung bersama 4 orang dengan ke-absurd-an mereka masing-masing. Suka duka terpaksa saya telan selama 4 hari bersama mereka.

ini nih personilnya Lazy traveller
 (dari kiri belakang: Rizwan, Massa, Ana,Wulan, Teguh, Mba Ian, Dhika, Icad, Mike)


Day-1 :  Kembali Merasakan MRT dan Menjelajahi Berbagai Wahana di Sentosa Island.

Kamis, 29 Januari 2015. Pagi itu, dari Bandung kami langsung merapat menuju Bandara Husein Sastranegara. Mengambil penerbangan pukul 07.30 wib, satu setengah jam kemudian kami sudah tiba di Bandara Internasional Singapore, Changi Airport. Di jam Saya, waktu itu pukul 09.47 waktu setempat. Oh iya, perbedaan waktu di Singapore adalah 1 jam lebih dulu dari Indonesia. Selanjutnya, traveling selama di Singapore ini akan saya ceritakan dari waktu ke waktu berdasarkan waktu setempat.

Tiba di Changi Airport, foto duluuuuu


10:47-11:35. Setelah satu jam lamanya kami menunggu ini itu dan segala proses cap- men-cap di Bandara super lux-nya Singapore, kini kami pun tiba di stasiun pemberhentian MRT (Mass Rapid Transit) yang akan kita tumpangi menuju stasiun Outram Park.  Oh ya, sebelum menumpangi MRT pastikan kamu sudah memiliki EZ Card, itu adalah tiket masuk kamu ke kawasan stasiun manapun di Singapore, tinggal letakan kartu di tempat sensor, dan palang pun otomatis terbuka. Masa berlaku kartu ini pun cukup lama, buktinya kartu yang saya gunakan ketika kesini dua tahun lalu masih bisa saya gunakan, masih tersisa banyak saldonya malah. Nah kamu bisa mendapatkan kartu ini dengan harga $10 SGD atau sekitar Rp 96.000,00 di stasiun-stasiun MRT disana. Kartu ini dapat diisi ulang dengan pecahan minimum $10 SGD. Sedikit udik mungkin, tapi yeayyyy kami senang berkunjung lagi ke negara serba teratur ini, menaiki moda transportasi massa yang aman, bersih, dan tertib pastinya.

12:30. Dari Outram Park, sebentar saja kemudian kami telah tiba di Chinatown,  menyusuri perkampungan China yang ramai sekali dengan segala cindera mata khas yang mereka jual, begitu memicu hasrat berbelanja saya, tapi untungnya saya segera teralihkan karena ternyata kami sudah sampai di hostel yang telah kami booking via online.  5 Foot Way, hostel mungil ini berada di 63 Pagoda Street, Chinatown. Jika dirupiahkan, biaya sewa hotel ini permalam sekitar Rp 300.000,00/org dengan jumlah kasur 6 buah untuk tiap kamarnya. Untuk ukuran traveler pemalas seperti kami, ini adalah hostel yang pas, cukup strategis, jarak jalan kaki tidak jauh, tersedia wifi, dan tersedia sarapan dan minuman gratis, SEPUASNYA.


Chinatown

This is 5 Foot Way.Inn

14:00. Tujuan kami di hari pertama perjalanan ini  masih sama, yakni Sentosa Island. Dari Chinatown kami hanya perlu menggunakan MRT lalu turun di Sentosa, membeli tiket masuk wahana-wahana yang ingin kami kunjungi seperti Universal Studio, Sea Aquarium, Trick Eye, Imagine of Singapore, Maddame Tussaud, Casino, dan banyak lagi.  Harga tiket masuk untuk tiap wahana berbeda-beda, untuk lebih detailnya Saya tak ingat, tapi yang pasti selain Universal Studio yang mencapai sekitar $75 SGD, masing-masing wahana lainnya dapat kamu kunjungi dengan sekitar $30 SGD. 

Pertama-tama, seperti kebanyakan orang, kami pun menyempatkan diri berfoto bersama di depan tulisan raksasa Universal Studio Singapore dengan penampakan bola dunia di tengahnya. Oh ya, Ridha Cs tidak pergi bersama kami, karena jadwal penerbangan dari bandungnya berbeda. Lalu, teguh Cs pun kini tidak bersama kami, karena dia lebih memilih berjalan-jalan berdua dengan pacarnya (huh bikin envy). Tinggalah kami ber-7.

Biar kekinian kaya orang-orang


14:20. Kami memulai petualangan kami dengan mengunjungi Trick Eye. Wahana ini menyajikan berbagai benda dan lukisan pengecoh mata. Sebuah lukisan yang jika kamu berfoto dengannya kamu akan seperti masuk menjadi bagian dari lukisan itu, atau sebaliknya, ketika kamu mengambil foto, lukisan itu akan tampak seolah-olah nyata sepertimu. Hendak dimakan hiu, berdansa bersama pangeran pujaanmu,  terbang bersepeda dan memiliki sayap, menjadi tahanan di penjara, dipenggal dan kepalamu menjadi santapan para raksasa, menjadi balerina, menjadi perenang, menjadi pemain sirkus, menjadi seekor panda, bermain bersama lumba-lumba, berjalan diatas tali, dan masih bayak lagi tipun-tipuan mata yang bisa kamu pamerkan kepada teman-temanmu saat pulang dari sini. Satu jam tak cukup sebenarnya. Tapi msih ada 3 wahana yang harus kami kunjungi sebelum pukul 18.00, jam tutup dari kebanyak wahana yang ada.













15:20. Image of Singapore, menjadi wahana yang kami pilih. Wahana ini memberikan pengetahuan sejarah mengenai asal usul Singapore yang dibalut dengan pertunjukan teatrikal dan dramatis dari para pemainnya. Oleh para pendongeng, Kami diajak untuk larut pada perkembangan sejarah Singapore dari masa ke masa. Kami berjalan mengikuti mereka para pendongeng, dengan peran yang mereka kisahkan layaknya pelaku sejarah dimasa itu. Ada 4 peradaban yang dilalui, masa pendudukan China, India, Kolonial Inggris, dan Melayu tentunya.  Jujur, saya rasanya menyesal menghabiskan $30 SGD saya ke wahana ini, kalo sejarah sih rasanya baca di buku atau buka internet saja sudah cukup, gausah cape-cape jalan jauh dan ngabisin uang (mengingat keuangan Saya begitu miris), dan lagi kemampuan bahasa inggris saya yang selalu beginner dan tak kunjung expert membuat saya tidak terlalu berselera menyimak dongeng mereka. HAHAHAHAHAHAAA zonk banget. 

nb: tidak ada foto pada sesi ini, karena semua pengunjung tidak diperbolehkan untuk mendokumentasikan arena ini dalam bentuk foto ( Ga ngaruh tuh, gaada yang harus didokumentasikan juga sih ngakakakkkk)


16:15. Lupakan semua pelajaran sejarah gak penting itu,  mari kita kembalikan ke jalur yang benar. Maddame Tussaud, kali ini Saya berani menjamin kalo ini takan mengecewakan. Yeay dan benar, Soekarno menjadi opening perjalanan saya menemui orang-orang luar biasa yang mendunia. Patung-patung yang ada disini itu bukan sembarang patung seperti yang kita liat kebanyakan, patung ini dibuat dari lilin dengan kemiripan tinggi badan, tekstur dan warna kulit, bentuk muka, pembawaan, jumlah rambut, jumlah gigi, sampe makanan apa yang nyempil di gigi, pokonya 99% mirip deh.

Dimulai dari tokoh-tokoh negarawan dunia, selanjutnya jika kamu kesini maka kamu akan bertemu dengan orang-orang luar biasa lainnya dari berbagai bidang, mulai dari presiden, politikus, pemuka agama, budayawan, aktis dan aktor hollywood sampai bollywood, atlet bulu tangkis, basket, pemain bola, tinju, aktor laga, penyanyi, musisi, pianis, sutradara, banyak lagi deh yang jelas. Selain itu, disini juga terdapat galeri yang memperlihatkan proses pembuatan patung-patung lilin lho, bahkan kamu bisa belajar membuat bentuk tangan atau muka kamu sendiri menggunakan lilin. But it’s not free, sehingga kami memutuskan untuk melewatkan saja bagian itu. Tak masalah, yang jelas Saya berhasil berfoto bersama Presiden Saya, menggalau bersama Andy Lau, berkungfu bersama Jackie Chan, memeluk Syahrukhan, bernyanyi bersama Katy Perry dan Michael Jackson, menjadi bintang tamunya Operah Winfrey, itu lumayan cukup ko. Bahahahaaaa kurang deh, tak ada Avril Lavigne.


 Bersama Ir. Soekarno


Bersama Ratu Elizabeth

Bersama Nelson Mandela

 Bersama Barrack Obama

Bersama Michael Jackson


Bersama Katy Perry


Bersama Amita Bacan

Bersama Andy Lau

Operah Winfrey


bersama Jackie Chan

Kalo ini maen piano asli
17.10. Sebuah aquarium raksasa membentuk pemandangan bawah laut dengan berbagai macam spesies hewan laut yang menghuninya, namanya Sea Aquarium. Sea Aquarium ini menurut suatu situs online (travel.detik.com) merupakan aquarium terbesar di dunia dengan berbagai aneka ikan laut yang beraneka sekali ukuran dan warnanya. Tercatat ada 100.000 ikan dari 800 spesies hewan laut yang ada di dunia.

Dan memang demikian adanya, aquarium ini sungguh menyimpan ratusan ribu ikan di dalamnya, dari mulai yang sering saya jumpai, sampai yang baru saya lihat, dari mulai spesies tak terlihat, sampai yang keliatan segede gajah, semuanya lengkap disini. Ah saking banyaknya spesies yang ada, saya sampai tidak bisa mengingat satu-satu nama hewannya apa saja, hal pasti yang saya ingat adalah mereka pandai berenang (yaelahh kalo gabisa berenang ngapain dia dimariiiiii dah).



















Dua jam lebih kami berkeliling mengitari aquarium ini, tapi setiap belokan masih saja kami temui aquarium lainnya. Akhirnya kami menyerah, laperrrrrrr dan pegel kaki meeeen.. Yessss, tulisan exit itu bak pintu surga bagi kita, dan pukul 19:15 akhirnya kita resmi keluar dari Sentosa Island.


Penampakan Santosa Island menjelang malam


Sebetulnya ada satu tiket lagi yang belum sempat kita pakai, tadinya kita akan mengunjungi 1 wahana lagi, 4D adventure land. Hanya saja waktu dan kesempatan berkata lain, jadi tiket itu hangus, terbuang percuma, dan kita tak menyesal. Karena sebenarnya yang kita inginkan adalah makaaaaaaaaan, makan yang murah dan halal tentunya.


20:00. Hostel. Time to sleep, tapi bohong. Sesampainya di hostel, kami berlima (Massa, Dhika, Icad, Mba Ian, dan Saya) lekas menghampiri kamar no 14 yang akan kami tempati 3 malam kedepan. Setibanya di hostel, saya segera menuju kamar mandi untuk membersihkan badan dan mengganti pakaian super lengket oleh keringat.

22:00. Bukannya tujuan utama kami pulang tadi karena lapar yah, Okee let’s go... Lalu kami mulai kelayapan kembali mencari sesuap nasi. Nampaknya kami sudah lelah, jadi kami putuskan untuk membeli makanan di daerah Chinatown saja, tak lama berselang kami pun masuk ke Mcd Donal (Di Bandung aja banyaakk kaleeeee).



Setibanya di hostel, kami segera menghampiri kantin, bukan kantin sih, dapur mungkin, atau lebih tepat disebut balkon sih karena memang dapurnya di balkon. Saya segera menyantap 4 potong spicy wings dan kentang yang dibungkus dari Mcd Chinatown tadi, tak ada nasi (ini bukan di Indonesia). Nyaaaammmm terasa nikmat sekaliiiiii.

Oh ya, untuk hari-hari selanjutnya nampaknya ini akan menjadi formasi tetap kami,  karena Teguh, Mike beserta piaraan mereka malam ini akan segera lepas landas menuju Malaysia, maklum lah mereka membawa pasangan yang berkeinginan keras menginjakan kakinya di dua negara sekaligus. Belum pun bermalam disini, sudah harus pergi lagi ke Malysia menggunakan kereta semalaman suntuk, kemudian besoknya balik lagi kesini menggunakan kereta selama 12 jam. Selamat bekerja keras kawan. Kami tidur duluan ya, bersama Albert. 

Albert adalah traveller asal Rusia yang menghuni kamar yang sama dengan kami. Dia tidak fasih berbahasa Inggris, sama seperti Saya, mungkin kalo diajak bahasa Sunda, dia lebih mengerti (Lu pikirrrrrrrr). Kami akan bersama malam ini saja, karena besok dia akan melanjutkan travelingnya ke Bali. Baliiiiiiii, dia tahu Indonesia, dia tahu kecantikan negara kami. Senang sekali rasanya.  Selamat beristirahat Albert.